Jumat, 01 Juni 2018

1 Juni 2018


Hari ini di Negaraku diperingati sebagai hari lahir Pancasila.
Entah bagaimana generasi penerus bangsa menyikapi hari penting untuk negara ini.
Yang sampai-sampai karena kesakralannya, hari ini ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Untuk kalian generasi penerus bangsa yg lahir pada tahun 90an, tentu tahun ini adalah tahun produktif kalian.
Dimana pada usia ini kalian bisa mengeksplor banyak mimpi, banyak argumentasi, atau bahkan mempersuasifkan semua hal yang kalian suka atau benci pada dunia.
Bagaimana cara kalian mengisi hari ini? Apa ada satu hal yang kalian lakukan untuk Pancasila di hari kelahirannya ini?

Pancasila sejatinya adalah ideologi atau jati diri bangsa kita.
Terdiri dari 5 butir sila yang semua tujuan utamanya adalah mempersatukan bangsa.
Tapi sadarkah kita bahwa sila itu disusun berurut sesuai dengan prioritas?
Sadarkah kita bahwa saat ini hampir satu abad Indonesia merdeka, tapi kita masih berkutik di sila pertama sampai mengabaikan jika masih ada 4 sila selanjutnya.
Nyatanya bangsa kita belum mengakui adanya "Ketuhanan yang maha esa." di Negara kita sendiri.
Semua isu yang ada selalu disangkutpautkan dengan agama, sehingga pada akhirnya menimbulkan perpecahan dari banyak pihak.
Setelah perpecahan, yang dirugikan tentu bukan hanya golongan atau kaum tertentu.
Negara yang dirugikan, keamanan negara terancam, masyarakat yang saling membenci dan jari netizen yang semakin kejam.

Padahal jelas sudah bahwa Tuhan ada di hati kita, terserah bagaimana cara kita meyakini-Nya.
Tuhanku dan Tuhanmu adalah sama, yang berbeda hanyalah nama.
Kita sadar betul itu, tapi mengapa sampai hari ini masih banyak yang belum bisa mensakralkan hal ini?
Sudahlah teman, ada empat sila lain yang juga butuh perhatian dari kita.
Mari move on dari sekedar berbicara soal agama mana yang lebih baik.
Nyatanya musuh terbesar bangsa ini adalah orang-orang apatis, netizen yang jarinya kejam dan manusia yang berlagak paling mencintai Tuhannya.

Terimakasih, semangat teman seperjuangan. 
Saya pun merasa belum berkontribusi besar untuk negara ini, tapi bisakah kita memulai dengan tidak memperkeruh suasana?
Tulisan ini di dasari atas kekesalan akan isu yang terjadi hari ini di Kota saya.
Katanya, ada teror bom di Stasiun pada bulan yang di rahmati ini.

1 Juni 2018


Hari ini di Negaraku diperingati sebagai hari lahir Pancasila.
Entah bagaimana generasi penerus bangsa menyikapi hari penting untuk negara ini.
Yang sampai-sampai karena kesakralannya, hari ini ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Untuk kalian generasi penerus bangsa yg lahir pada tahun 90an, tentu tahun ini adalah tahun produktif kalian.
Dimana pada usia ini kalian bisa mengeksplor banyak mimpi, banyak argumentasi, atau bahkan mempersuasifkan semua hal yang kalian suka atau benci pada dunia.
Bagaimana cara kalian mengisi hari ini? Apa ada satu hal yang kalian lakukan untuk Pancasila di hari kelahirannya ini?

Pancasila sejatinya adalah ideologi atau jati diri bangsa kita.
Terdiri dari 5 butir sila yang semua tujuan utamanya adalah mempersatukan bangsa.
Tapi sadarkah kita bahwa sila itu disusun berurut sesuai dengan prioritas?
Sadarkah kita bahwa saat ini hampir satu abad Indonesia merdeka, tapi kita masih berkutik di sila pertama sampai mengabaikan jika masih ada 4 sila selanjutnya.
Nyatanya bangsa kita belum mengakui adanya "Ketuhanan yang maha esa." di Negara kita sendiri.
Semua isu yang ada selalu disangkutpautkan dengan agama, sehingga pada akhirnya menimbulkan perpecahan dari banyak pihak.
Setelah perpecahan, yang dirugikan tentu bukan hanya golongan atau kaum tertentu.
Negara yang dirugikan, keamanan negara terancam, masyarakat yang saling membenci dan jari netizen yang semakin kejam.

Padahal jelas sudah bahwa Tuhan ada di hati kita, terserah bagaimana cara kita meyakini-Nya.
Tuhanku dan Tuhanmu adalah sama, yang berbeda hanyalah nama.
Kita sadar betul itu, tapi mengapa sampai hari ini masih banyak yang belum bisa mensakralkan hal ini?
Sudahlah teman, ada empat sila lain yang juga butuh perhatian dari kita.
Mari move on dari sekedar berbicara soal agama mana yang lebih baik.
Nyatanya musuh terbesar bangsa ini adalah orang-orang apatis, netizen yang jarinya kejam dan manusia yang berlagak paling mencintai Tuhannya.

Terimakasih, semangat teman seperjuangan. 
Saya pun merasa belum berkontribusi besar untuk negara ini, tapi bisakah kita memulai dengan tidak memperkeruh suasana?
Tulisan ini di dasari atas kekesalan akan isu yang terjadi hari ini di Kota saya.
Katanya, ada teror bom di Stasiun pada bulan yang di rahmati ini.